superbia in proelia


Nama lengkap:

Manchester City Football Club[1]

Julukan:

The Citizens (Cityzens)

The Blues

The Sky Blues

Nama singkat

Man City, City

Berdiri:

1880; 144 tahun lalu sebagai St. Mark's (West Gorton)

16 April 1894; 131 tahun lalu sebagai Manchester City[2]

Stadion:

Etihad Stadium

(Kapasitas: 55.017[3])

Pemilik:

City Football Group[[1]]

Ketua:

Uni Emirat Arab Khaldoon Al Mubarak

Manajer:

Spanyol Pep Guardiola

Liga:

Liga Utama Inggris

2024–2025

Liga Utama Inggris, ke-3 dari 20

 

Pertandingan pertama dimainkan pada bulan November 1880. Pada saat itu masih bernama St Mark's (West Gorton). Pada tahun 1887 berubah nama menjadi Ardwick A.F.C., dan pada tahun 1894 menjadi Manchester City F.C.


Manchester City telah memenangi Liga Inggris sebanyak 9 kali, Piala FA 6 kali, Piala Liga Inggris 8 kali, dan Piala Winners Eropa 1 kali. Periode tersukses klub ini terjadi pada era akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an. Pada saat itu City di bawah manager Joe Mercer dengan asistennya Malcolm Allison dan beberapa pemain seperti Colin Bell, Mike Summerbee, dan Francis Lee.


Pada awal tahun 1980-an City mengalami masa penuh gejolak penurunan yang berpuncak pada degradasi ke tingkat ketiga sistem liga sepak bola Inggris pada tahun 1998 untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. Pada saat era Liga Primer Inggris pertama kali dibentuk tahun 1992, City adalah salah satu pencetus liga premier untuk pertama kali. Namun, prestasi klub ini tidak kunjung membaik, bahkan City harus terdegradasi kembali ke tingkat kedua hingga 2 kali, sementara di ajang Piala FA sejak bergulirnya Liga Primer Inggris, prestasi terbaik City hanya sampai pada perempat-final.


Setelah mengakhiri liga di musim 2006-07 pada posisi empat belas, musim berikutnya prestasi klub mulai merangkak naik. Pertengahan tahun 2007 klub ini resmi menjadi milik miliarder asal Thailand yang ambisius dan juga adalah mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra. Namun, kepemilikan Thaksin tidak berlangsung lama dikarenakan tuduhan kasus korupsi di negaranya, akhirnya pada September 2008 Thaksin menjual kepemilikan klub kepada pengusaha yang juga anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab yaitu Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.


Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan kemudian menghabiskan ratusan jutaan poundsterling untuk membeli pemain kelas atas agar klub menjadi kompetitif. Sukses menyusul pada tahun 2011, Manchester City lolos ke Liga Champions UEFA dan memenangkan Piala FA. Keberhasilan ini mencapai puncaknya dengan menjuarai Liga Premier Inggris 2011-12.


Pada musim ini (2025) Manchester City yang di pimpin oleh Pep Guardiola tengah melakukan perubah taktitk untuk menjaga pemain terbaiknya tetap bugar untuk pertandingan-pertandingan krusial. Hal ini dilakukan setelah setelah mengalami kekalahan besar dari Arsenal.



Sejarah


St Marks Tahun 1884

Sejarah berdirinya Manchester City Football Club tidak terlepas dari peran seorang wanita. Pada November 1865, Arthur Connell diangkat sebagai Kepala Gereja St.Mark's di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. Putrinya Anna Connell (1855-1924)[ket 1][5] berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda paroki untuk berolahraga.[6] Saat itu tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.


Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja St. Mark's dan mulai tahun 1875 tim kriket mulai menambahkan permainan sepak bola yang pada waktu itu mulai populer.


Akhirnya pada tahun 1880 para pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St. Marks (West Gordon) di bawah bimbingan William Beastow dan Anna Connell (diyakini sebagai satu-satunya wanita telah mendirikan sebuah klub sepak bola profesional di Inggris).


Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan letaknya yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun kemudian, musim 1893-94, masalah keuangan membelit klub dan setelah diorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester City Football Club.



Periode 2001-Sekarang

Pada tahun 2001, Kevin Keegan ditunjuk untuk menangani Citizens, pada saat itu City bermain di divisi 2 (Football League Championship). Di bawah Kevin Keegen mereka berhasil menjuarai Football League Championship dan mereka pun berhasil promosi ke Liga Utama Inggris.



Parade juara Piala FA 2011


Parade juara Liga Utama Inggris 2012

Maret 2005 Keegan mundur dan Stuart Pearce menggantikannya sebagai caretaker atau manager sementara. Penampilan City yang cemerlang membuat Pearce diangkat sebagai manager penuh dan musim 2005-2006 Pearce membawa City menempati urutan ke-6 Liga Utama. Musim berikutnya penampilan City menurun drastis dan hanya menghuni papan bawah klasemen walaupun tidak sampai terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan mantan manajer tim nasional Inggris, Sven-Göran Eriksson. Pada saat itu Manchester City telah dimiliki oleh miliuner ambisius yang juga bekas perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.


Di bawah Eriksson, City tampil perkasa pada awal kompetisi namun mulai kehilangan keseimbangan mulai dari pertengahan kompetisi, walaupun demikian mereka bisa mencapai zona Piala UEFA berkat penampilan fair playnya. Thaksin yang tidak sabaran sudah ingin memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak ditahan oleh fans Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan tidak memperhatikan keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya tertunda sebentar dan benar-benar dilakukan saat akhir kompetisi.


Mark Hughes, manager Blackburn Rovers dan juga mantan pemain kesayangan klub sekota Manchester United, ditunjuk untuk menggantikannya. Di bawah Hughes, City berhasil menempati posisi Liga Utama Inggris pada musim 2008-09 dan juga berhasil menembus babak perempat-final Piala UEFA. Hughes hanya bertahan hingga setengah musim 2009–10, ia digantikan oleh Roberto Mancini.


Era Roberto Mancini (2009-2013)

Di bawah Mancini, City berhasil menempati posisi kelima pada Liga Utama Inggris musim 2009–10. Musim berikutnya, City berhasil menjuarai Piala FA setelah mengalahkan Stoke City 1–0 dan berhasil menempati posisi ketiga pada Liga Utama, hanya perbedaan selisih gol saja yang membuat City gagal menggusur Chelsea dari peringkat kedua.


Musim 2011–12 menandai keberhasilan klub menyudahi 44 tahun puasa gelar juara Liga (terakhir pada tahun 1968) dalam kompetisi yang ketat dengan Manchester United. Manchester City berhasil menjadi juara dengan perbedaan selisih gol yang lebih baik



Prestasi:

Liga

Divisi Utama/Liga Utama Inggris[ket 2]

Juara (10): 1936–37, 1967–68, 2011–12, 2013–14, 2017–18, 2018–19, 2020–21, 2021–22, 2022–23, 2023–24

Peringkat kedua (5): 1903–04, 1920–21, 1976–77, 2012–13, 2014–15, 2019–20

Divisi Kedua/EFL Championship

Juara (7): 1898–99, 1902–03, 1909–10, 1927–28, 1946–47, 1965–66, 2001–02

Peringkat kedua (4): 1895–96, 1950–51, 1988–89, 1999–2000

Divisi Ketiga[ket 3]

Juara (1): 1998–99 (play-off)

Piala

Piala FA

Juara (7): 1903–04, 1933–34, 1955–56, 1968–69, 2010–11, 2018–19, 2022–23

Tempat kedua (7): 1925–26, 1932–33, 1954–55, 1980–81, 2012–13, 2023–24, 2024–25

Piala Liga/Piala EFL

Juara (8): 1969–70, 1975–76, 2013–14, 2015–16, 2017–18, 2018–19, 2019–20, 2020–21

Tempat kedua (1): 1973–74

Community Shield FA

Juara (7): 1937, 1968, 1972, 2012, 2018, 2019, 2024

Tempat kedua (8): 1934, 1956, 1969, 1973, 2011, 2014, 2021, 2022

Eropa

Liga Champions UEFA

Juara (1): 2022–23

Tempat kedua (1): 2020–21

Piala Super UEFA

Juara (1): 2023

Piala Winners UEFA

Juara (1): 1969–70

Dunia/Kontinental

Piala Dunia Antarklub FIFA

Juara (1): 2023

Dwigelar dan Trigelar

Dwigelar

Liga dan Piala Liga/Piala EFL (3): 2013–14, 2017–18, 2020–21

Piala Liga dan Piala Winners (1): 1969–70

Trigelar

Trigelar kontinental (1) (Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions UEFA): 2022–23

Trigelar domestik (1) (Liga Inggris, Piala FA, dan Piala EFL): 2018–19



Peringkat koefisien klub UEFA:

Per 10 April 2025.

Peringkat Tim Poin

1 Spanyol Real Madrid 143,500

2 Inggris Manchester City 137,750

3 Jerman Bayern München 134,250

4 Inggris Liverpool 125,500

5 Prancis Paris Saint-Germain 109,500



Pemain terkenal:

praperang: Billy Meredith (1894), Eric Brook (1928), Frank Swift (1933).

1940-an: Bert Trautmann (1949).

1950-an: Roy Paul (1950), Alan Oakes (1958).

1960-an: Denis Law (1960), Mike Summerbee (1965), Colin Bell (1966), Francis Lee (1967), Joe Corrigan (1967).

1970-an: David Watson (1975), Kazimierz Deyna (1978).

1980-an: Trevor Francis (1981), Paul Lake (1987).

1990-an: Niall Quinn (1990), Uwe Rösler (1994), Paul Walsh (1994), Georgi Kinkladze (1995), Shaun Goater (1998), Shaun Wright-Phillips (1999).

2000-an: Richard Dunne (2000), Marc-Vivien Foé (2002), Peter Schmeichel (2002), Nicolas Anelka (2002), Joe Hart (2006), Vincent Kompany (2008).

2010-an: David Silva (2010), Yaya Toure (2010), Mario Balotelli (2010), Sergio Aguero (2011), Fernandinho (2013), Kevin De Bruyne (2015), Phil Foden (2016), Raheem Sterling (2016), Ilkay Goundogan (2016), John Stones (2016), Bernardo Silva (2017), Kyle Walker (2017), Riyad Mahrez (2018), Rodri (2019)

2020-an: Jack Grealish (2021), Ruben Dias (2020), Erling Haaland (2022), Julian Alvarez (2023)

Comments